Share | Tweet |
|
ini dia gan robot DU-114 milik indonesia
Tim Robot Unikom Disambut Gembira di Bandara Soetta
JAKARTA - Kemenangan tim robot dari Unikom Bandung tiba hari ini di Bandara Soekarno Hatta. Dua orang mahasiswa yang telah berprestasi di kancah dunia itu disambut bak pahlawan.
Dalam pantauan Okezone, Rabu (28/4/2010), sejak pukul 12.10 WB, tim protokoler yang terdiri dari 30 orang mahasiswa dan mahasiwi Universitas Komputer Indonesia (Unikom) Bandung berbaris rapi bersiap menyambut dua pahlawan mereka, Yusrila Y Kerlooza dan Rodi Hartono.
Sekira 50 orang dari Unikom memadati terminal 2D kedatangan internasional di Bandara Soetta. Mereka tengah bersiap menyambut kedatangan tim robot Unikom yang pulang ke tanah air dengan mendulang medali emas dalam ajang Robogames 2010 di San Mateo County Event Center, AS, yang berlangsung 24-25 April lalu.
Sekira pukul 13.30 dua pahlawan itu pun tiba di Bandara Soekarno Hatta tanpa didampingi oleh satu pun pihak Unikom. Keduanya langsung disambut dengan yel-yel khas Unikom. Tak lupa para pewarta berita pun langsung menyerbu.
Rektor Unikom Eddy Soeryanto, yang telah menunggu sejak tadi pun antusias menyambut kedatangan kedua mahasiswa Teknik Komputer Angkatan 2006 itu dengan karangan bunga.
Meski lelah menempuh perjalanan lama dengan pesawat Cathay Pacific, Yusrila maupun Rodi mau meluangkan waktunya sejenak untuk berbincang dengan beberapa wartawan yang hadir.
"Maaf ya, kalau saya tidak connect (nyambung). Soalnya cape' banget. Bawaannya pengen pulang dan tidur," seloroh Yusrila.
Tim robot Unikom Bandung, yang diwakili Yusrila dan Rodi, kembali meraih medali emas di ajang Kompetisi "Robogames 2010". Robogames merupakan kompetisi berskala internasional tahunan yang diikuti oleh peserta dari berbagai negara. Dalam penyelenggaraan tahun ini, kompetisi diikuti oleh 14 peserta.
Tim dari Unikom ini memperoleh penampilan terbaik dalam kategori Open Fire Fighting Autonomous Robot. Dalam kategori ini, robot DU-114 milik Unikom harus mencari sumber api yang ditempatkan secara acak dan memadamkannya dengan semprotan air secara otomatis dalam labirin dengan hitungan waktu tercepat.
Dalam pantauan Okezone, Rabu (28/4/2010), sejak pukul 12.10 WB, tim protokoler yang terdiri dari 30 orang mahasiswa dan mahasiwi Universitas Komputer Indonesia (Unikom) Bandung berbaris rapi bersiap menyambut dua pahlawan mereka, Yusrila Y Kerlooza dan Rodi Hartono.
Sekira 50 orang dari Unikom memadati terminal 2D kedatangan internasional di Bandara Soetta. Mereka tengah bersiap menyambut kedatangan tim robot Unikom yang pulang ke tanah air dengan mendulang medali emas dalam ajang Robogames 2010 di San Mateo County Event Center, AS, yang berlangsung 24-25 April lalu.
Sekira pukul 13.30 dua pahlawan itu pun tiba di Bandara Soekarno Hatta tanpa didampingi oleh satu pun pihak Unikom. Keduanya langsung disambut dengan yel-yel khas Unikom. Tak lupa para pewarta berita pun langsung menyerbu.
Rektor Unikom Eddy Soeryanto, yang telah menunggu sejak tadi pun antusias menyambut kedatangan kedua mahasiswa Teknik Komputer Angkatan 2006 itu dengan karangan bunga.
Meski lelah menempuh perjalanan lama dengan pesawat Cathay Pacific, Yusrila maupun Rodi mau meluangkan waktunya sejenak untuk berbincang dengan beberapa wartawan yang hadir.
"Maaf ya, kalau saya tidak connect (nyambung). Soalnya cape' banget. Bawaannya pengen pulang dan tidur," seloroh Yusrila.
Tim robot Unikom Bandung, yang diwakili Yusrila dan Rodi, kembali meraih medali emas di ajang Kompetisi "Robogames 2010". Robogames merupakan kompetisi berskala internasional tahunan yang diikuti oleh peserta dari berbagai negara. Dalam penyelenggaraan tahun ini, kompetisi diikuti oleh 14 peserta.
Tim dari Unikom ini memperoleh penampilan terbaik dalam kategori Open Fire Fighting Autonomous Robot. Dalam kategori ini, robot DU-114 milik Unikom harus mencari sumber api yang ditempatkan secara acak dan memadamkannya dengan semprotan air secara otomatis dalam labirin dengan hitungan waktu tercepat.
Invetasi Robot DU-114 Unikom Capai Rp36 Juta
JAKARTA - Rektor Unikom Eddy Soeryanto bangga atas prestasi mahasiswanya yang mendapatkan medali emas di ajang Robo Games 2010.
"Kemenangan ini membuktikan bahwa tim divisi robot kita adalah tim tangguh yang dapat diperhitungkan dikancah robotik internasional. Tim yang terdiri dari Yusrila Y Kerlooza dan Rodi Hartono pun mengungkapkan hal senada.
"Alhamdulillah, kita telah mengalahkan tim robotik dari berbagai negara," ucap Yusrila. Sementara rekannya Rodi mengaku senang mengikuti kompetisi ini karena bisa sekaligus mempromosikan Indonesia di kancah Internasional.
"Selain mempromosikan Indonesia, kami juga bertemu dengan teman-teman baru dari berbagai negara dengan minat yang sama," jelasnya. Menurut Rodi, nilai tertinggi dari robot DU-114 ini terletak pada kecepatannya.
"Lebih cepat waktu tempuh robot maka semakin bagus," ujar Rodi.
Menurutnya, robot yang mereka ciptakan itu berhasil menarik perhatian juri karena desain, keandalan dan kecepatannya. Rodi menyebutkan, lawan yang paling tangguh adalah tim robotik dari AS.
Robot DU-114 ini berhasil memukau juri saat mencari sumber api yang ditempatkan secara acak dan memadamkannya dengan semprotan air secara otomatis dalam labirin dengan hitungan waktu tercepat. Tim robot Indonesia sendiri mengirimkan tiga robot, yaitu robot tank, robot berkaki enam dan robot berkaki delapan.
Dipaparkan Rodi, untuk membuat robot ini, investasi untuk pembuatannya saja memakan biaya sekira Rp9 juta dengan waktu pengembangan selama enam bulan.
"Biaya itu belum termasuk untuk riset karena untuk risetnya sendiri bisa mencapai tiga kali lipat dari biaya pembuatan. Sedangkan waktu pembuatan, untuk hardware biasanya lebih cepat karena prosesnya lebih mudah, satu bulan pun bisa jadi. Yang lama adalah pembuatan software,"
Seperti diketahui, kompetisi Robo Games ini diikuti oleh 17 negara, 181 tim, 59 event 508 robot, dan 667 insinyur ahli robot. Kemenangan pihak Unikom mendapatkan penampilan terbaik dalam kategori Open Fire Fighting Autonomous Robot.
"Kemenangan ini membuktikan bahwa tim divisi robot kita adalah tim tangguh yang dapat diperhitungkan dikancah robotik internasional. Tim yang terdiri dari Yusrila Y Kerlooza dan Rodi Hartono pun mengungkapkan hal senada.
"Alhamdulillah, kita telah mengalahkan tim robotik dari berbagai negara," ucap Yusrila. Sementara rekannya Rodi mengaku senang mengikuti kompetisi ini karena bisa sekaligus mempromosikan Indonesia di kancah Internasional.
"Selain mempromosikan Indonesia, kami juga bertemu dengan teman-teman baru dari berbagai negara dengan minat yang sama," jelasnya. Menurut Rodi, nilai tertinggi dari robot DU-114 ini terletak pada kecepatannya.
"Lebih cepat waktu tempuh robot maka semakin bagus," ujar Rodi.
Menurutnya, robot yang mereka ciptakan itu berhasil menarik perhatian juri karena desain, keandalan dan kecepatannya. Rodi menyebutkan, lawan yang paling tangguh adalah tim robotik dari AS.
Robot DU-114 ini berhasil memukau juri saat mencari sumber api yang ditempatkan secara acak dan memadamkannya dengan semprotan air secara otomatis dalam labirin dengan hitungan waktu tercepat. Tim robot Indonesia sendiri mengirimkan tiga robot, yaitu robot tank, robot berkaki enam dan robot berkaki delapan.
Dipaparkan Rodi, untuk membuat robot ini, investasi untuk pembuatannya saja memakan biaya sekira Rp9 juta dengan waktu pengembangan selama enam bulan.
"Biaya itu belum termasuk untuk riset karena untuk risetnya sendiri bisa mencapai tiga kali lipat dari biaya pembuatan. Sedangkan waktu pembuatan, untuk hardware biasanya lebih cepat karena prosesnya lebih mudah, satu bulan pun bisa jadi. Yang lama adalah pembuatan software,"
Seperti diketahui, kompetisi Robo Games ini diikuti oleh 17 negara, 181 tim, 59 event 508 robot, dan 667 insinyur ahli robot. Kemenangan pihak Unikom mendapatkan penampilan terbaik dalam kategori Open Fire Fighting Autonomous Robot.
sumber : http://www.kaskus.us/showthread.php?t=3977736
0 comments:
Posting Komentar