Terobsesi Ingin Punya Anak, Wanita ini Perlakukan Boneka Bak Bayi

Share
Info Lowongan Kerja Bank BUMN CPNS Pertamina
Unikaja.com - Jam dinding sudah menunjukkan waktu untuk tidur malam. Rachel Stephens segera meletakkan bayi dalam gendongannya ke dalam keranjang. Wanita 44 tahun itu tak perlu bersusah payah menina bobo, pun khawatir tidurnya terganggu rengek bayi di tengah malam. Wajar, bayi itu cuma boneka.

Rachel merupakan salah satu anggota komunitas pengasuh bayi sintetis yang dikenal dengan sebutan 'Reborns' di Inggris. Mereka yang tergabung dalam komunitas ini memiliki setidaknya satu bayi sintetis yang mereka asuh seperti bayi pada umumnya.
Rachel Stephens mengasuh bayi sintetis
Wanita asal Liphook, Hampshire, ini mulai mengasuh bayi imitasi yang ia namai Amy sejak dokter mendiagnosisnya tak bisa hamil lagi akibat penyakit ginjal polikistik. Melihat dua anaknya tumbuh remaja, ia tak bisa menahan hasrat untuk bisa memeluk dan menimang bayi lagi.

"Ketika pertama kali memeluk Amy, itu menjadi momen membahagiakan dalam hidupku," ujarnya, seperti dikutip The Sun. "Aku seorang wanita yang memuja bayi sejak kecil. Aku pertama kali membeli majalah Ibu dan Anak ketika masih usia 13 tahun."

Bayi sintetis seharga £300 atau sekitar Rp4,2 juta itu ia perlakukan sebagai bayi sungguhan. Tak sekadar menggendong atau memeluk, ia juga membawa Amy itu berjalan-jalan dengan kereta, membelikan baju baru, bahkan mendekatkan payudaranya seolah-olah memberi ASI.
Rachel Stephens mengasuh bayi sintetis
Di tengah kebahagiaan atas keputusannya mengasuh Amy, Rachel menerima pertentangan dari keluarga. Dua anaknya kerap cemburu karena ia terlalu memerhatikan bayi tak bernyawa. Suaminya pun sama sekali tak mau menyentuh Amy.

Obesesi mengasuh bayi tak membuat Rachel menyerah. Ia bahkan nekat membeli boneka kedua bernama Abby, dengan ukuran sedikit lebih besar dari Amy. "Anak-anakku membenci Abby bahkan lebih dari kebenciannya ke Amy. Aku sangat menikmati status ibu, aku berniat memiliki enam anak," tuturnya.
Lowongan Kerja SMA SMK

0 comments:

Posting Komentar