Share | Tweet |
|
Unikaja.com - Pemerintah harus memikirkan kompensasi yang tepat jika harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dinaikkan. Rencana pemberian BLT (bantuan langsung tunai) untuk masyarakat miskin justru dianggap sebagai bagian dari pemiskinan bangsa dan membodohi rakyat.
Wakil Ketua DPR Pramono Anung menyatakan rencana pemberian BLT jangan sampai disalahgunakan. “Kalau pun ini nanti diimplementasikan, jangan dimanfaatkan untuk tujuan tidak perlu karena ini dana negara.”
Ketika ditanya kemungkinan BLT dikaitkan dengan kepentingan Pemilu 2014, Pramono menyatakan hal itu juga harus diwaspadai. “Ini yang harus diwaspadai.”
Penolakan terhadap BLT kemarin dilontarkan oleh berbagai kalangan di antaranya DPR dan mantan Wapres Jusuf Kalla. “Program BLT itu amat berbahaya, karena membodohi rakyat,” kata anggota Fraksi PDIP, Dewi Ariyani, Senin (27/2).
Menurut dia, BLT merupakan bagian dari konspirasi pemiskinan bangsa. Apalagi sumber dananya tidak jelas.
Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla juga menolak rencana pemberian BLT. “Pemberian BLT waktu itu karena ada kenaikan harga minyak tanah, tapi sekarang sudah tidak ada lagi pemakaian minyak tanah. Jadi tidak perlu lagi BLT,” papar Jusuf Kalla saat menghadiri peresmian Gedung II PBNU, di Jakarta, Senin.
Kalau soal kenaikan harga BBM dia setuju apalagi itu kebijakan yang paling simpel. “Kenaikan harga BBM simple dan paling mudah dan dapat mengurangi beban subsidi pemerintah.”
Untuk mengantisipasi dampak rencana kenaikan harga BBM Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan menaikkan Bantuan Siswa Miskin (BSM) tahun 2012.
Menurut Mendikbud M Nuh, dengan naiknya harga BBM akan mengakibatkan inflasi dan turunnya daya beli. “Untuk itu, Kementerian berencana akan menaikkan unit cost BSM,” katanya saat membuka Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan 2012.
sumber
0 comments:
Posting Komentar