Share | Tweet |
|
Berencana mengunjungi Chili, jangan lupa untuk memasukkan Easter Island dalam daftar tujuan wisata Anda. Salah satu pulau Polynesia ini jauh lebih indah dan lebih memukau dibanding bayangan Anda.
Dalam bahasa Spanyol pulau ini bernama Isla de Pascua, sedangkan dalam bahasa Polynesia pulau ini disebut Rapa Nui.
Semuanya mengacu pada nama yang diberikan Jacob Roggeveen, seorang penjelajah Belanda yang menemukan pulau ini ketika dalam perjalanannya mencari David’s island. Demi pendaratannya yang bertepatan dengan perayaan hari Paskah tahun 1722, dia kemudian menamai pulau ini Paasch-Eyland, atau Easter Island.
Para leluhur di Easter Island punya sebuah julukan yang terdengar sangat sesuai untuk menggambarkan pulau ini, dimana mereka dengan bangga menyebut Easter Island sebagai Te Pito o Te Henua atau Pusar Bumi, karena letaknya yang berada di tengah Samudra Pasifik. Menurut sejarahnya, pulau ini terbentuk dari hasil aktifitas tiga gunung berapi bawah laut yang terletak hampir 3.761 km dari Chili.
Selain keindahan dan kelestarian alamnya, pulau terpencil ini juga sangat-sangat terkenal karena warisan budayaannya, seperti sebuah gua yang berisi gambar dan lempengan kayu yang menjadi satu-satunya bukti nyata eksistensi bahasa tulis dalam kebudayaan Polynesia. Selain gua batu dan huruf kuno, Easter Island juga terkenal karena patung-patung primitif Moai yang terbuat dari batuan vulkanik berbentuk kepala raksasa dengan bentuk hidung dan telinga yang kurang proporsional.
Diperkirakan ada sekitar 900 buah patung Moai yang tersebar di pulau ini dengan tinggi bervariasi, dari 2.8 sampai 11.9 meter, dengan bobot sekurang-kurangnya 27 ton.
Sama seperti Batu Stonehenge di Inggris, patung-patung Moai ini pun juga menyimpan misteri tentang bagaimana caranya dan memakai teknologi apa hingga mereka bisa dibuat berdiri berjajar di sepanjang tepi pantai dengan punggung menghadap lautan?? Beberapa orang berteori bahwa ini adalah cara masyarakat kuno Polynesia dalam melestarikan kebudayaan dimana mereka mempekerjakan 30 orang selama 1 tahun penuh untuk mengangkat 1 buah patung ke tepi pantai.
Bayangkan kombinasi ini: 30 orang bekerja 1 tahun penuh hanya untuk mengangkat 1 patung, padahal ada 900 patung di Easter Island. Misteri ini akhirnya memunculkan salah satu kemungkinan lainnya, yaitu campur tangan Alien dan pesawat UFO mereka. Sisanya, beberapa ahli sejarah berspekulasi bahwa erosi dan kurangnya pepohonanlah yang memungkinkan hal ini bisa terjadi. Untuk mengagumi patung-patung batu ini dalam frame pemandangan alam yang indah, Anda bisa mengunjungi Ahu Tongariki untuk menyaksikan 15 patung batu yang berkumpul dan masih dalam kondisi prima.
Di kawasan Tahai Complex, Anda bisa mengunjungi situs arkeologis yang berupa rumah batu, tempat upacara adat, dan sebuah pelabuhan kuno yang seluruh bagiannya terbuat dari batu. Selain itu Anda juga bisa mengunjungi Ahu Akivi, lokasi dimana Anda bisa menemukan satu-satunya patung di pulau ini yang dari awal benar-benar menghadap ke lautan.
Selain wisata peninggalan budaya purba, tentu saja Anda bisa menikmati jenis wisata lainnya ketika berada di Easter Island ini. Anda bisa berjalan-jalan di perkampungan nelayan dan melihat keseharian mereka, serta menikmati hasil tangkapan segar yang bisa Anda nikmati juga. Jangan lupa untuk mengunjungi Pantai Anakena, dimana patung Moai, pasir putih dan deretan pohon Palem menjadikan pantai ini tempat yang sempurna untuk menikmati senja dan membingkai kenangan indah Anda tentang pulau pusar bumi ini.
Dalam bahasa Spanyol pulau ini bernama Isla de Pascua, sedangkan dalam bahasa Polynesia pulau ini disebut Rapa Nui.
Semuanya mengacu pada nama yang diberikan Jacob Roggeveen, seorang penjelajah Belanda yang menemukan pulau ini ketika dalam perjalanannya mencari David’s island. Demi pendaratannya yang bertepatan dengan perayaan hari Paskah tahun 1722, dia kemudian menamai pulau ini Paasch-Eyland, atau Easter Island.
Selain keindahan dan kelestarian alamnya, pulau terpencil ini juga sangat-sangat terkenal karena warisan budayaannya, seperti sebuah gua yang berisi gambar dan lempengan kayu yang menjadi satu-satunya bukti nyata eksistensi bahasa tulis dalam kebudayaan Polynesia. Selain gua batu dan huruf kuno, Easter Island juga terkenal karena patung-patung primitif Moai yang terbuat dari batuan vulkanik berbentuk kepala raksasa dengan bentuk hidung dan telinga yang kurang proporsional.
Diperkirakan ada sekitar 900 buah patung Moai yang tersebar di pulau ini dengan tinggi bervariasi, dari 2.8 sampai 11.9 meter, dengan bobot sekurang-kurangnya 27 ton.
Sama seperti Batu Stonehenge di Inggris, patung-patung Moai ini pun juga menyimpan misteri tentang bagaimana caranya dan memakai teknologi apa hingga mereka bisa dibuat berdiri berjajar di sepanjang tepi pantai dengan punggung menghadap lautan?? Beberapa orang berteori bahwa ini adalah cara masyarakat kuno Polynesia dalam melestarikan kebudayaan dimana mereka mempekerjakan 30 orang selama 1 tahun penuh untuk mengangkat 1 buah patung ke tepi pantai.
Bayangkan kombinasi ini: 30 orang bekerja 1 tahun penuh hanya untuk mengangkat 1 patung, padahal ada 900 patung di Easter Island. Misteri ini akhirnya memunculkan salah satu kemungkinan lainnya, yaitu campur tangan Alien dan pesawat UFO mereka. Sisanya, beberapa ahli sejarah berspekulasi bahwa erosi dan kurangnya pepohonanlah yang memungkinkan hal ini bisa terjadi. Untuk mengagumi patung-patung batu ini dalam frame pemandangan alam yang indah, Anda bisa mengunjungi Ahu Tongariki untuk menyaksikan 15 patung batu yang berkumpul dan masih dalam kondisi prima.
Di kawasan Tahai Complex, Anda bisa mengunjungi situs arkeologis yang berupa rumah batu, tempat upacara adat, dan sebuah pelabuhan kuno yang seluruh bagiannya terbuat dari batu. Selain itu Anda juga bisa mengunjungi Ahu Akivi, lokasi dimana Anda bisa menemukan satu-satunya patung di pulau ini yang dari awal benar-benar menghadap ke lautan.
Selain wisata peninggalan budaya purba, tentu saja Anda bisa menikmati jenis wisata lainnya ketika berada di Easter Island ini. Anda bisa berjalan-jalan di perkampungan nelayan dan melihat keseharian mereka, serta menikmati hasil tangkapan segar yang bisa Anda nikmati juga. Jangan lupa untuk mengunjungi Pantai Anakena, dimana patung Moai, pasir putih dan deretan pohon Palem menjadikan pantai ini tempat yang sempurna untuk menikmati senja dan membingkai kenangan indah Anda tentang pulau pusar bumi ini.